Be pleasure to leave your linky..have a nice day!!

BFF

24 March 2011

~.::* Ketika Rasa Lemah Menyapa Diri *::.~


Memang, rasa lemah itu kadangkala menyapa diri.

Ujian yang datang bertimpa-timpa, terkadang membuat kita rebah dan tersungkur.

Terkadang, cukup satu ujian yang menerpa. Namun, beratnya sudah cukup membuat kita hilang arah.

Jika kita berhasil bangun, dan kembali menyusun langkah, alhamdulillah.

Namun, kadang-kadang kejatuhan yang kita alami itu seakan-akan merenggut segala daya dan upaya kita . Tenaga yang masih bersisa hilang entah ke mana, lantaran harapan buat hari esok yang seperti tidak nampak.


Lalu, masihkah ada sinar harapan buat kita bangkit kembali?

Bagaimana kita menyingkapinya?


Saya percaya, menyuruh orang bersabar tatkala diuji itu jauh lebih mudah, dibandingkan diri sendiri yang menghadapinya.



Benar. Memang tidak dapat disangkal. Saya pun pernah berada dalam kondisi itu. Di kala, kata-kata motivasi yang sering kita teriak-gaungkan kepada orang lain juga ada masanya seakan tidak punya efek terhadap diri. Keyakinan yang selama ini kita pegang pun bisa tergoyah kembali.



Maka di sini, kita dapat melihat pentingnya saling memberi nasihat kepada kebenaran dan kesabaran, yang ditekankan-Nya dalam surah al-Ashr.

Seringkali, kata-kata tulus mereka itulah yang menyembuhkan semangat diri.



Namun bukan itu yang saya mau sentuh di sini. Dalam konteks diri kita sendiri, bagaimana seharusnya kita menghadapi ujian itu. Bagaimana kita memotivasi diri sendiri?



Ok. Hal ini kita perlu mengerti dengan jelas, agar tatkala kita diuji nanti mudah-mudahan sharing ini juga mampu membangkitkan kita kembali.



Memulai dengan bersangka baik kepada Allah dalam setiap hal.



**Bersangka baiklah..

Yakinlah, Dia tidak menciptakan sesuatu ujian atau bencana itu, hanya dengan sia-sia . Pasti punya hikmah di balik peristiwa yang menimpa.



"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui . " [Surah Al Baqarah, 2: 216]



Kemudian, gabungkan sikap positif tadi (bersangka baik) dengan bersabar. Inallaha ma'as sobirin. Karena sesungguhnya, Allah itu beserta dengan mereka yang sabar.



**Sabar...

Dan kelak, kesabaranmu itu pasti akan membuahkan hasil yang bermanfaat. Agar kemudian kau dapat merenung kembali hikmah yang Dia susunkan itu, sambil dirimu tersenyum.



**Critical kita..

Ada waktu kita silap.

Kita seringkali merasa bahwa kita ini sudah cukup kuat, bagaikan kita ini telah kebal dari segala titik-titik kelemahan.

Terkadang, kita rasakan bahwa kita mampu berdiri sendiri sehingga kita pikir semua ujian yang datang kepada kita itu, mampu untuk kita selesaikan seorang diri.

Tidak. Saya tidak salahkan kemauan kita untuk hidup mandiri.

Namun, kita sering lupa bahwa hakikatnya, kita ini hanyalah makhluk yang serba lemah dan kekurangan. Mampukah kita menanggung semua ujian itu dengan sendirinya tanpa bantuan?



"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah." - [Surah An-Nisa ', 4: 32]



Ya. Manusia itu sifatnya tidak akan mampu berdiri dengan sendirinya, jika tidak dia memperoleh kekuatan itu dari Allah.



Bukankah ujian itu datangnya dari Allah? Maka, kepada siapa lagi harus kita kembalikan jika tidak kepada Dia, Allah Yang Maha Perkasa?

Namun, silapnya ada pada kita.

Kita sering menyombongkan diri untuk bersimpuh memohon-Nya.

Kita merasakan diri kita sudah sempurna. Kuat, berkuasa.

Sedangkan hakikatnya, kita sedikitpun tidak punya daya jika Dia tidak mengizinkannya.



**Wujudnya saat muhasabah diri...

Manusia jarang sekali ingin bermuhasabah diri. Tatkala disentuh dengan ujian yang berat barulah ada saat mereka kembali berpikir apakah salah silap mereka selama ini. Itupun jikalau mereka sadar.



Maka, salah satu hikmah dari ujian adalah adanya waktu kita untuk bermuhasabah.

Waktu untuk kita merenung kembali sejauh mana kehidupan ini telah dibawa.

Apakah kita masih berada di landasan yang benar?

Hikmah dari muhasabah ini akan membawa kita melihat dan memikirkan pula hikmah-hikmah yang lain dari ujian tadi.



Apakah hikmah yang ingin Dia tunjukan kita melaluinya?

Manusia itu selalu bersifat lupa diri tatkala diberi nikmat. Namun, tatkala kita diuji dengan sedemikian rupa, barulah kita bersegara kembali mencari-Nya . Sungguh-sungguh kita mohon pada-Nya agar dipermudahkan segala kesulitan yang ada. Sedang selama ini, ingin mengingat sebentar pun terasa berat. Astagfirullah, hamba tipe apakah kita ini?



"Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdo'a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan ) bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan. " - [Surah Yunus, 10: 12]



Maka, di situ punya hikmah untuk sama-sama kita renungkan.

Bersangka baiklah kepada Allah atas ujian yang menimpa kita.



Dia ingin kita kembali kepada-Nya...

Dia ingin kita selamat di 'sana'....

Dia ingin kita merenung sebentar dan bermuhasabah kembali...



Sekarang, jawab dengan hati kita. . .



Benarkah selama ini kita telah meletakkan Dia sebagai tujuan hidup kita?



Atau tanpa sadar kita meletakkan hal-hal lain (nikmat yang Dia tarik itu mungkin) sebagai tujuan hidup yang harus kita capai?





Benarkah kita telah menempatkan ketergantungan kita sepenuhnya kepada?



Atau mungkin, kita meletakkan ketergantungan kita kepada 'tuhan-tuhan' lain (manusia-manusia lain atau diri sendiri) lebih, dibandingkan Dia Yang Maha Sempurna?



Semoga, hati nuranimu yang bersih itu mampu memberikan jawaban yang jujur.



Karena saya yakin, pasti semua tahu, bahwa apabila kita sudah mengakui Allah itu sebagai Tuhan kita, seharusnya hanya Dia yang menjadi tujuan utama hidup kita. Dan hanya kepada Allah-lah tempat kita menggantungkan segalanya.

Dan hal-hal lain yang 'hilang' (ketika diuji) itu, tidak lain hanyalah salah satu karunia dari-Nya dan juga sebagai ujian pembuktian keimanan manusia.

Seharusnya ia tidak mampu menggoyahkan tujuan hidup serta keyakinan kita.



Selama ini, apakah itu cara kita melihat...???



Penutup: Kembali sadari tujuan dan peran hidupmu...

Kembalilah menapak bersama tujuan dan hala tuju yang jelas.

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepadaKu." - [Surah Ad-Dzariyat, 51: 56]



"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Aku hendak menjadikan khalifah di bumi". Mereka berkata, 'Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami selalu bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?' Dia berkata, 'Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.' "- [Surah Al Baqarah, 2: 30]



Manusia itu seharusnya sadar, bahwa tujuan dia tercipta di muka bumi ini adalah untuk menghambakan diri kepada Allah, dengan melaksanakan tanggung jawab dan perintah, serta meninggalkan laranganNya.



Manusia itu semestinya sadar akan peran yang harus dia mainkan di muka bumi ini adalah sebagai khalifah; yakni dengan memakmurkan bumi, dan membawa manusia kembali kepada Allah, satu-satunya 'Illah' (Tuhan) seluruh semesta.



Setelah kesadaran, pemahaman, dan keyakinan tadi mendasar, semua permasalahan tadi pasti akan tampak lebih mudah. InshaAllah.



Wajar saja kita merasa sedih tatkala diuji, karena itu merupakan hal yang lumrah bagi seorang manusia. Namun, amatlah tidak wajar untuk kita merasa sangat kecewa dan berputus asa. Sekaligus, kita tidak akan sesekali memperpanjang kesedihan yang dirasa.



Ya. Ia adalah atas keyakinan kita bahwa Allah itu Tuhan yang menciptakan segalanya.

Memperhambakan diri kepada-Nya merupakan tujuan hidup kita.



Dan pasti, Dia tidak menciptakan sesuatu sia-sia, melainkan ada hikmahnya.



Jika kita sudah sadar akan hal ini, artinya hikmah dari ujian itu seharusnya sudah nampak.

Kebangkitan yang ditunggu-tunggu itu juga seharusnya sudah dimulai langkahnya.



Wahai diri,

Kali ini. . .

Sadarilah...Allah selalu bersamamu ketika engkau menapaki jalanmu...

Dan pasti, solusi itu akan mulai terlihat..ketika engkau menyertakan Dia bersamamu..



"... Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusannya. Sungguh , Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. " - [Surah At-Talaq, 65: 2-3]
www.tips-fb.com

Org yg tk pernah merasa x sama dgn merasa...


Assalamualaikum...dan selamat pg...pg lagi la kalau 11 tuh...hehe....rasanya dah bebrapa hari x update blog nie...hmm...sejak berjumpa b hari tue...perasaan ak seperti pertama kali aku terpisah dgn B...arghh!! amat menyakitkan bila meninggalkan B d kem askar tuh...tp nak buat macamana dah Allah tentukan itu semua...Syukur Alhamdulillah...lagipun kerja kerajaan bukan senang sekarang nie...kalau B jerk kerajaaan pun oklah ckit....dan kalau2 nanti ak kerja swasta pun....okla ckit drpda dua2 bekerja swasta kan??Ak tahan jerk hati nie...Allah shja yg tahu betapa peritnya bila seorang isteri berjauhan dengan si suami...zahir& batin terseksa tahu idak??? org tak pernah merasa selalunya berkata "sabar.......sabar......& sabar....." cuba kena kat diri sndiri? macmana....huhuhu...ak x salahkan diorang suh ak sabar...cuma kadng2 aku dapat rasa...perkataan yang keluar daripada mulut org yng x pernah rasa nie agak berlainan...sekadar bersahaja jerk....bkn btul2 pun....yerlah macmana x nyer...dia x pernah rasa pun....tp mungkin juga pernah merasa dugaan yang berlainan mayb?? saper yang tahu kan? hmmm...Nauzubillah...jganlah berfikiran negatifkan?x baik untuk kehidupan seharian...pupuklah fikiran yang positif dan boleh membimbing ke arah kebaikan....tp manusia nie biasalah...kadang2 boleh bersabar dan kadang2 boleh tergelincir dari kesabaran itu sendiri...nama sudah manusia....semuanya tidak sempurna...namun...atas kesedaran diri sendiri...untuk merubah yg baik kepada yang lebih terbaik....
www.tips-fb.com

21 March 2011

pilu hatiku...

hatiku pilu mendengar suara suamiku tersayang...dalam dirinya dan hatinya penuh rasa kerinduan yang x dpat d lepaskan sepenuhnya....aku memahaminya...sgt2 memahami...b begitu dan aku jua begitu...kita sama sayang...dengan itu bersabarlah...Allah syang pada orang yang sabar menerima dugaannya...dugaan ini adalah untuk masa hadapan kita syg....kuatkan hati, tabahkan jiwa....jgan pernah rasa lemah syg....ayang sentiasa bersama b...d mana pun b berada...di iringi doa ku bersamamu syg....ikhlaskan hati dalam menjalani kehidupanmu syg....ayang sentiasa merindui dan mendoakan kesejahteraan b d sana....x sabar menanti b bergelar seorang anggota POLIS....semoga menjadi seorang anggota polis yg bertanggungjawab dan amanah....dan hormat kepada yang lebih tua...disiplin x bermaksud sampai x menghormati orang tua...kan??? lagipun ayang x naklah b seperti org yang macam ayang jumpa dekat kem hari tue...senyum pun tak...sombong jerk...terasa diri hebat sgt....b jangan jadi macmtu...ok...muahhh!! i love u...dan ayang percaya b x kan bersikap begitu...sbb tue ayg sygkan b...selamat malam syg....ayang sentiasa merindui b...flying kiss 4 u dear....muahhhhhhhhh!!!!
www.tips-fb.com

17 March 2011

No more sms..

Assalamualaikum dan selamat pagi...dah lama rasanya x mengupdate blog...hmm cam x ada mood sebenarnya...hehe...apa kes entry pg nie..."no more sms" hmm...sudah lama x dpt msg dari b...kawalan kat kem tue dah ketat sgt kot...b dah xleh guna hp lagi...macam sebelum2 nie...haiss...nak tak nak kena terimalah dengan hati yang tabah kan??aku dah rindu giler kat suami aku...tp seb baik dia sentiasa tel aku bila dia ada masa...itu yang buat aku sayang kat dia... www.tips-fb.com

09 March 2011

Isteriku bukan bidadari dan aku juga bukan malaikat

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Alhamdulillah, salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya.

Anda telah berkeluarga? Bagaimana pengalaman Anda selama mengarungi bahtera rumah tangga? Semulus dan seindah yang Anda bayangkan dahulu?

Mungkin saja Anda menjawab, “Tidak.”

Akan tetapi, izinkan saya berbeda dengan Anda, “Ya,” bahkan lebih indah daripada yang saya bayangkan sebelumnya.

Saudaraku, kehidupan rumah tangga memang penuh dengan dinamika, lika-liku, dan pasang surut. Kadang Anda senang, dan kadang Anda bersedih. Tidak jarang, Anda tersenyum di hadapan pasangan Anda, dan kadang kala Anda cemberut dan bermasam muka.

Bukankah demikian, Saudaraku?

Berbagai tantangan dan tanggung jawab dalam rumah tangga senantiasa menghiasi hari-hari Anda. Semakin lama umur pernikahan Anda, maka semakin berat dan bertambah banyak perjuangan yang harus Anda tunaikan.

Tanggung jawab terhadap putra-putri, pekerjaan, karib kerabat, masyarakat, dan lain sebagainya.

Di antara tanggung jawab yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan Anda ialah tanggung jawab terhadap pasangan hidup Anda.

Sebelum menikah, sah-sah saja Anda sebagai calon suami membayangkan bahwa pasangan hidup Anda cantik rupawan, bangsawan, kaya raya, patuh, pandai mengurus rumah, penyayang, tanggap, sabar, dan berbagai gambaran indah.

Bukankah demikian, Saudaraku?

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Biasanya, seorang wanita dinikahi karena empat pertimbangan: harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, hendaknya engkau lebih memilih wanita yang beragama, niscaya engkau beruntung.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Al-Qurthubi menjelaskan makna hadits ini dengan berkata, “Empat pertimbangan inilah yang biasanya mendorong seorang lelaki untuk menikahi seorang wanita. Dengan demikian, hadits ini sebatas kabar tentang fakta yang terjadi di masyarakat, dan bukan perintah untuk menjadikannya sebagai pertimbangan. Secara tekstual pun, hadits ini menunjukkan bahwa dibolehkan menikahi seorang wanita dengan keempat pertimbangan itu. Akan tetapi, hendaknya pertimbangan agama lebih didahulukan.”

Keterangan al-Qurthubi ini semakna dengan hadits yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Amr al-’Ash radhiyallahu ‘anhu, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَعَسَى حُسْنُهُنَّ أَنْ يُرْدِيَهُنَّ وَلاَ تَزَوَّجُوهُنَّ لِأَمْوَالِهِنَّ فَعَسَى أَمْوَالُهُنَّ أَنْ تُطْغِيَهُنَّ وَلَكِنْ تَزَوَّجُوهُنَّ عَلَى الدِّينِ وَلَأَمَةٌ خَرْمَاءُ سَوْدَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ

‘Janganlah engkau menikahi wanita hanya karena kecantikan parasnya, karena bisa saja parasnya yang cantik menjadikannya sengsara. Jangan pula engkau menikahinya karena harta kekayaannya, karena bisa saja harta kekayaan yang ia miliki menjadikan lupa daratan. Akan tetapi, hendaklah engkau menikahinya karena pertimbangan agamanya. Sungguh, seorang budak wanita berhidung pesek dan berkulit hitam, tetapi ia patuh beragama, lebih utama dibanding mereka semua.’” (Hr. Ibnu Majah; oleh al-Albani dinyatakan sebagai hadits yang lemah)

Akan tetapi, sekarang, setelah Anda menikah, terwujudkah seluruh impian dan gambaran yang dahulu terlukis dalam lamunan Anda?

Bila benar-benar seluruh impian Anda terwujud pada pasangan hidup Anda, maka saya turut mengucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat. Bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati atau kecewa.

Saudaraku, besarkan hati Anda, karena nasib serupa tidak hanya menimpa Anda seorang, tetapi juga menimpa kebanyakan umat manusia.

عَنْ أَبِى مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَمُلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلاَّ آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ

Abu Musa radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Banyak lelaki yang berhasil menggapai kesempurnaan, sedangkan tidaklah ada dari wanita yang berhasil menggapainya kecuali Asiyah istri Fir’aun dan Maryam binti Imran. Sesungguhnya, kelebihan Aisyah dibanding wanita lainnya bagaikan kelebihan bubur daging [1] dibanding makanan lainnya.”(Muttafaqun ‘alaihi)

Saudaraku, berbahagia dan berbanggalah dengan pasangan hidup Anda, karena pasangan hidup Anda adalah wanita terbaik untuk Anda!

Anda tidak percaya? Silakan Anda membuktikannya. Bacalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamberikut ini, lalu terapkanlah pada istri Anda.

لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

“Tidak pantas bagi lelaki yang beriman untuk meremehkan wanita yang beriman. Bila ia tidak menyukai satu perangai darinya, pasti ia puas dengan perangainya yang lain.” (Hr. Muslim)

Saudaraku, Anda kecewa karena istri Anda kurang pandai memasak? Tidak perlu khawatir, karena ternyata istri Anda adalah penyayang.

Anda kurang puas dengan istri Anda yang kurang pandai mengurus rumah dan kurang sabar? Tidak usah berkecil hati, karena ia begitu cantik rupawan.

Anda berkecil hati karena istri Anda kurang cantik? Segera besarkan hati Anda, karena ternyata istri Anda subur sehingga Anda mendapatkan karunia keturunan yang shalih dan shalihah. Coba Anda bayangkan, betapa besar penderitaan Anda bila Anda menikahi wanita cantik akan tetapi mandul.

Demikianlah seterusnya.

Tidak etis dan tidak manusiawi bila Anda hanya pandai mengorek kekurangan istri, namun Anda tidak mahir dalam menemukan kelebihan-kelebihannya. Buktikan Saudaraku, bahwa Anda benar-benar seorang suami yang berjiwa besar, sehingga Anda peka dan lihai dalam membaca kelebihan pasangan Anda.

Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu peka dan mahir dalam membaca segala hal, termasuk suasana hati istrinya. Aisyah mengisahkan,

قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: إِنِّي لَأَعْلَمُ إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً، وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى . قَالَتْ: فَقُلْتُ مِنْ أَيْنَ تَعْرِفُ ذَلِكَ، فَقَالَ: أَمَّا إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً فَإِنَّكِ تَقُولِيْنَ لاَ وَرَبِّ مُحَمَّدٍ، وَإِذَا كُنْتِ غَضْبَى قُلْتِ لاَ وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ. قَالَتْ: قُلْتُ أَجَلْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَهْجُرُ إِلاَّ اسْمَكَ

“Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Sungguh, aku mengetahui bila engkau ridha kepadaku, demikian pula bila engkau sedang marah kepadaku.’ Spontan, Aisyah bertanya, ‘Darimana engkau dapat mengetahui hal itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Bila engkau sedang ridha kepadaku, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad. Adapun bila engkau sedang dirundung amarah, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim.’’ Mendengar penjelasan ini, Aisyah menimpalinya dan berkata, ‘Benar, sungguh demi Allah, wahai Rasulullah, ketika aku marah, tiada yang aku tinggalkan, kecuali namamu saja.’” (Muttafaqun ‘alaihi)

Demikianlah teladan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau begitu peka dengan suasana hati istrinya, sehingga beliau bisa membaca isi hati istrinya dari ucapan sumpahnya. Walaupun Aisyah berusaha untuk menyembunyikan isi hatinya, tetap bermanis muka, senantiasa berada di sanding Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berbicara seperti biasa, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat menebak suasana hatinya dari perubahan cara bersumpahnya. Luar biasa, perhatian, kejelian, dan kepekaan yang tidak ada bandingnya.

Tidak mengherankan, bila beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

“Orang terbaik di antara kalian ialah orang yang terbaik dalam memperlakukan istrinya, dan aku adalah orang terbaik di antara kalian dalam memperlakukan istriku.” (Hr. At-Tirmidzi)

Bagaimana dengan Anda, Saudaraku? Dengan apa Anda dapat mengenali dan meraba suasana hati pasangan Anda?

Saudaraku, tidak ada salahnya bila sejenak Anda kembali memutar lamunan dan gambaran tentang istri ideal dan idaman yang pernah singgah dalam benak Anda. Selanjutnya, bandingkan gambaran istri idaman Anda dengan gambaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kaum wanita berikut ini,

الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

“Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah, dan bila engkau bersenang-senang dengannya, niscaya engkau dapat bersenang-senang dengannya, sedangkan ia adalah bengkok.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Pada riwayat lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَسْتَقِيمُ لَكَ الْمَرْأَةُ عَلَى خَلِيقَةٍ وَاحِدَةٍ وَإِنَّمَا هِيَ كَالضِّلَعُ إِنْ تُقِمْهَا تَكْسِرْهَا وَإِنْ تَتْرُكْهَا تَسْتَمْتِعْ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

“Tidak mungkin istrimu kuasa bertahan dalam satu keadaan. Sesungguhnya, wanita itu bak tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah. Adapun bila engkau biarkan begitu saja, maka engkau dapat bersenang-senang dengannya, (tetapi hendaklah engkau ingat) ia adalah bengkok.” (Hr. Ahmad)

Nah, sekarang, silakan Anda mengorek memori Anda tentang wanita pendamping hidup Anda. Temukan berbagai kelebihan padanya, dan selanjutnya tersenyumlah, karena ternyata istri Anda memiliki banyak kelebihan.

Lalu, bila pada suatu hari Anda merasa tergoda oleh kecantikan wanita lain, maka ketahuilah bahwa sesuatu yang dimiliki oleh wanita itu ternyata juga telah dimiliki oleh istri Anda. Maka, bergegaslah untuk membuktikan hal ini pada istri Anda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا

“Bila engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu! Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal yang dimiliki oleh wanita yang engkau lihat itu.” (Hr. At-Tirmidzi)

Demikianlah caranya agar Anda dapat senantiasa puas dan bangga dengan pasangan hidup Anda. Anda selalu dapat merasa bahwa ladang Anda tampak hijau, sehijau ladang tetangga, dan bahkan lebih hijau.

Selamat berbahagia dengan pasangan hidup yang telah Allah karuniakan kepada Anda. Semoga Allah memberkahi bahtera rumah tangga Anda.

Sebaliknya, sebagai calon istri, Anda juga berhak untuk mendambakan pasangan hidup yang tampan, gagah, kaya raya, pandai, berkedudukan tinggi, penuh perhatian, setia, penyantun, dermawan, dan lain sebagainya.

Betapa indahnya gambaran rumah tangga Anda, dan betapa istimewanya pasangan hidup Anda, andai gambaran Anda ini dapat terwujud. Bukankah demikian, Saudariku?

Saudariku, setelah Anda menikah, benarkah seluruh kriteria suami ideal yang pernah menghiasi lamunan Anda ini terwujud pada pasangan hidup Anda?

Bila benar terwujud, maka saya ucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat, dan bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati.

Besarkan hatimu, wahai Saudariku! Percayalah, bahwa pada pasangan hidup Anda ternyata terdapat banyak kelebihan.

Bila selama ini, Saudari ciut hati karena suami Anda miskin harta, maka tidak perlu khawatir, karena ia penuh dengan perhatian dan tanggung jawab.

Bila selama ini, Saudari kecewa karena suami Anda ternyata kurang tampan, maka percayalah bahwa ia setia dan bertanggung jawab.

Andai selama ini, Saudari kurang puas karena suami Anda kurang perhatian dengan urusan dalam rumah, tetapi ia begitu membanggakan dalam urusan luar rumah.

Juga, andai selama ini, sikap suami Anda terhadap Anda kurang simpatik, maka tidak perlu hanyut dalam duka dan kekecawaan, karena ia masih punya jasa baik yang tidak ternilai dengan harta.

Ternyata, selama ini, suami Anda telah menjaga kehormatan Anda, menjadi penyebab Anda merasakan kebahagiaan menimang putra-putri Anda.

Saudariku, Anda tidak perlu hanyut dalam kekecewaan karena suatu hal yang ada pada diri suami Anda. Betapa banyak kelebihan-kelebihan yang ada padanya.

Berbahagia dan nikmatilah kedamaian hidup rumah tangga bersamanya.

Berlarut-larut dalam kekecewaan terhadap suatu perangai suami Anda dapat menghancurkan segala keindahan dalam rumah tangga Anda. Bukan hanya hancur di dunia, bahkan berkelanjutan hingga di akhirat kelak.

Saudariku, simaklah peringatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini. Agar anda dapat menjadikan bahtera rumah tangga Anda seindah dambaan Anda.

أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ، قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Aku diberi kesempatan untuk menengok ke dalam neraka, dan ternyata kebanyakan penghuninya ialah para wanita, akibat ulah mereka yang selalu kufur/ingkar.” Spontan, para shahabat bertanya, “Apakah yang engkau maksud adalah mereka kufur/ingkar kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka terbiasa ingkar terhadap perilaku baik, dan ingkar terhadap jasa baik. Andai engkau berbuat baik kepada mereka seumur hidupmu, lalu ia mendapatkan suatu hal padamu, niscaya mereka begitu mudah berkata, ‘Aku tidak pernah mendapatkan kebaikan sedikit pun darimu.’” (Muttafaqun ‘alaihi)

Anda mendambakan kebahagian dalam rumah tangga?

Temukanlah bahwa kebahagian hidup dan berumah tangga terletak pada genggaman tangan suami Anda. Pandai-pandailah membawa diri, sehingga suami Anda rela membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan kebahagian berumah tangga kepada Anda.

Percayalah Saudariku, suami Anda adalah pasangan terbaik untuk Anda.

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا اُدْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Bila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadan, menjaga kesucian dirinya, dan taat kepada suaminya, niscaya kelak akan dikatakan kepadanya, ‘Silakan engkau masuk ke surga dari pintu mana pun yang engkau suka.’” (Hr. Ahmad dan lainnya)

Tidakkah Anda mendambakan termasuk orang-orang mukminah yang mendapatkan kebebasan masuk surga dari pintu yang mana pun?

Kunci Keberhasilan Rumah Tangga

Saudaraku, mungkin selama ini Anda bersama pasangan hidup Anda, terus berusaha mencari pola rumah tangga yang dapat mendatangkan kebahagiaan untuk Anda berdua.

Anda berhasil menemukannya?

Bila Anda berhasil, maka saya ucapkan selamat berbahagia. Adapun bila belum, maka segera temukan kunci keberhasilan rumah tangga Anda pada firman Allah berikut,

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.” (Qs. al-Baqarah: 228)

Hak pasangan Anda setimpal dengan kewajiban yang ia tunaikan kepada Anda. Semakin banyak Anda menuntut hak Anda, maka semakin banyak pula kewajiban yang harus Anda tunaikan untuknya.

Shahabat Abdullah bin ‘Abbas memberikan contoh nyata dari aplikasi ayat ini dalam rumah tangganya.

Pada suatu hari, beliau berkata, “Sesungguhnya, aku senang untuk berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku berdandan demiku, karena Allah Ta’ala telah berfirman,

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.’

Aku pun tidak ingin menuntut seluruh hakku atas istriku, karena Allah juga telah berfirman,

وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

‘Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.’” (Hr. Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabari)

Bagaimana dengan dirimu, wahai saudara dan saudariku? Kapankah Anda berdandan? Ketika sedang berada di rumah atau ketika hendak keluar rumah? Selama ini, sejatinya, untuk siapa Anda berdandan? Benarkah Anda berdandan untuk pasangan Anda, ataukah Anda berdandan dan tampil menawan untuk orang lain?

Saudaraku, bahu-membahu, saling melengkapi kekurangan, dan saling pengertian adalah salah satu prinsip dasar dalam membangun rumah tangga. Tidak layak bagi Anda untuk berperan sebagai penonton setia ketika pasangan Anda sedang mengerjakan pekerjaannya. Usahakan sebisa Anda untuk turut menyelesaikan pekerjaannya. Demikianlah, dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammencontohkan dalam rumah tangga beliau.

Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan,

كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا سَمِعَ الأَذَانَ خَرَجَ

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sebagian pekerjaan istrinya, dan bila beliau mendengar suara azan dikumandangkan, maka beliau bergegas menuju ke mesjid.” (Hr. Bukhari)

Constance Gager, ketua studi sekaligus asisten profesor di Montclair State University, Montclair, New Jersey, mengadakan penelitian tentang hubungan perilaku suami-istri dengan keromantisan dalam bercinta. Ia mengelompokkan para suami yang menjadi objek penelitiannya ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama adalah suami-suami yang tidak peduli dan jarang membantu pekerjaan istri. Kelompok kedua adalah suami-suami yang sering turut serta dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga istri.

Hasilnya luar biasa! Suami di kelompok kedua, yaitu yang sering membantu pekerjaan istrinya, terbukti lebih romantis dan lebih sering memadu cinta dengan pasangannya. Hubungan yang harmonis dan indah, begitu kental dalam rumah tangga mereka.

Sejatinya, penemuan ini bukanlah hal baru, karena secara logika, suami yang dengan rendah hati membantu pekerjaan istrinya pastilah lebih dicintai oleh istrinya. Tentunya, ini memiliki hubungan erat dengan keromantisan suami-istri dalam bercinta.

Sebaliknya, istri yang peduli dengan pekerjaan suami, pun akan mengalami hal yang sama.

Nah, bagaimana dengan diri Anda, wahai Saudaraku?

Selamat membuktikan resep manjur ini! Semoga berbahagia, dan hubungan Anda berdua semakin romantis dan harmonis.

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Wallahu a’lam bish-shawab.

www.tips-fb.com

08 March 2011

empty!!

waduh...sejak dua menjak nie...x selera langsung nak makan...hari ahad lepas family wat kenduri kesyukuran namun x selera jugak makan...nie kira kes teruk dah nie kot...huhuhu...rindu yang teramat sebenarnya...tp pelik jugak baru sebentar tadi b coll trus rasa lapar...aduh...truk la kalau buat perangai macmni...b bukan bleh col setiap hari...adoi...seb baik bukan preggy...kalau preggy mengidam g 2...x tahulah nak cakap kan?? hohoho...calkap dekat b..yg aku nie x selera langsung nak makan....b pujuk suh makan jugak lepas cakap dgn b...hehehe...saje jerk la tuh...nak manja2 dgn b...hihi..maklumlah...berjauhan kan...tue belum preggy lagi...kalau preggy...x taulah aku...mengadanyalah kalau d fikir2...hahaha...tp bg aku apa salahnyakan...manja pada yang HALAL...manja tandanya...saling berkasih sayang...sayang kamu!!! sgt2.muahhh!!! lepas makan nasi siap makan aiskrim lagik..haha...best sgt2...coz aiskrim paddle pop...yang warna warni tuh...sejak kecik memang minat tahap gabanlah aiskrim tuh...sampai baju pun nak bli warna seakan aiskrim tuh...haha...hampeh btulla aku kecik2 dulu... www.tips-fb.com

02 March 2011



The Truth About The Meaning of Love


  • Avoid three forms of romantic love
    "dead ends."

  • Use sex for emotional intimacy, not reassurance.

  • Use love to create and maintain happy, loving relationships.


This is not like ANY book on love you've read before!

Are You Confused About Being Angry with the One You Love?

Do You Want to Take the Fear Out of Being Close?

Mary and John's story is familiar.

"I hate you -- get out of my life!" she said when he finally arrived. She was furious about his coming home two hours late to a cold dinner on the table. The candles had burned out, and she ate alone. This was not the first time he stood her up. You'd think she would learn! (You'd think he would learn!)

She loved him so much she was enraged, and told him she wanted a divorce and for him to leave and never come back! Obviously to John, Mary no longer loved him, so he left, hurt and upset, and spent the night elsewhere. Mary was even more hurt from his staying away all night.

Of course, she loved him very much. She understood that. But how could she love him and hate him at the same time? She wondered, and he wondered, and with no clear answer they drifted apart.

She didn't understand that love is more than a feeling of pleasure. Love is also an emotional investment. Mary's anger meant that John was very important to her. Otherwise she wouldn't care at all. Anger is an inevitable feeling in any relationship . . . but you have to know how to use the energy to turn upsets into opportunities.

The truth is, many people are confused about how to have a close relationship that works. . . .

. . .and no wonder. . .

There are thousands of families out there that model for their kids how not to be loving with their husband or wife. They may want to know the "Secret of loving relationships ". . . but all they can do is the best they learned from their own parents about how to get along with others. . . .


Love Means Treating Others Well

How to have harmonious relationships is not a mystery. The first meaning of love has to do with how you treat the person you care about. Creating a close, loving relationship is not actually so difficult to understand! How to do it can be learned. In fact, it has to be learned by everyone who knows how to sanctify their relationship rather than pollute it.

  • Anyone can do it, and there is no need to sit at the feet of a "guru," spend thousands on training workshops, or give up and settle for doing without the love you want.. . .
  • It all comes down to the simple, basic rules of listening, understanding, and empathizing with what is important to your loved one. Once you understand how treating others in loving ways works, your relationship cannot fail because of you.

Now, here's a book about the meaning of love that will show you the foundation on which to build a deeply caring relationship . . .

The Meaning of Love is based on the proven principles and methods that are currently being used by those couples who succeed in their relationships. The other 55% who fail in their marriages use the methods that poison and destroy their relationships.


Love Means Pleasure

When couples treat each other well, they delight in each other, and love means pleasure, deep emotional enjoyment of each other.

  • Sexual pleasure is only that, and does not create emotional intimacy. You don't have to settle for temporary enjoyment as all you can have. You can go beyond to find the emotional satisfaction that you've always wanted.
  • Don't waste time thinking sex is the answer. Learn from what others know . . . that acceptance and affirmation of oneself and others creates the emotional delight that can be expressed with sex.

The experts who understand what works have one thing in common. . . they know that couples who succeed have the same problems as couples who fail. . . the difference is in how they deal with their problems when they are not enjoying each other.

Does your husband or wife (or significant other):

  • Criticize you about little things?
  • Seem less interested in you than before?
  • Put you off when it comes to physical contact?

Here is a manual that tells you exactly what others do to get the positive results that you want in your own relationship. You don't have to figure it all out on your own from scratch.

You have a description of what really works and what doesn't when it comes to close, emotionally satisfying, loving relationships.

Love Means Caring: Emotional Investment

Sharing life activities and personal information creates intimacy and emotional connection. Over time, caring grows and your emotional investment in the other deepens, even when all is not "rosy" and pleasurable. We love because we find our emotional match in the other person, that which makes us feel more whole. We have found a "soul mate" and gradually become more and more emotionally and spiritually connected to the other person.

Fear is what gets in the way of caring. But you don't have to suffer in silence. Using the principles in this book, you can reverse what may seem irreversible, including:

  • Fear of asking for what you want.
  • Finding yourself reacting defensively when you don't want to do so.
  • Being critical of your partner or yourself.
  • Attempting to control your partner.
  • Fear of being rejected.

You Can Make Your Relationship More Loving -- Today

The Meaning of Love explains how love based on need fulfillment usually has serious limitations, but identifies the one need we should continue to nurture. . .
I have put it together for you in one place, covering the things couples do to poison their relationship, and showing the positive alternatives to replace what doesn't work.

Here are a few of the questions addressed . . .

  • "What are the three meanings of love that create confusion when one is true and one or two of the others are not?

  • "What is the one emotional need for love that we never outgrow?"

  • "What are the three ways that sex is often used to create intimacy in a relationship?"

  • "What is the most effective way to use sex to cement emotional intimacy?"

  • "What is the meaning of love that satisfies your soul and connects most deeply to the one you love?"

  • "What is the most effective technique for resolving disagreements, and how do you do it?"

  • Plus, there's much more covered . . .

Will These Principles Really Work for Your Relationship?

www.tips-fb.com

01 March 2011

New Month...


Assalamualaikum...dan selamat pagi....hmm sejuknya pagi ini...d sebabkan hujan yang sangat lebat pada pagi hari....patutla semalaman panas yang teramat...mama la cakap panas tp aku semalam xlah panas sgt...lagipun tingkap terbuka...setiap malam tido dengan membuka tingkap...d sebabkan kawasan putrajaya nie teramat la panas...x tahulah kenapa...rumah kalau x pasang penghawa dingin memang panas la kat cnie...harapkan kipas kipas sepertinya hanya memusingkan haba yang panas jugok!!!huhuhu...ntahlah dunia makin tua...amat berbeza ketika aku kecik2 dulu...today masuk bulan baru bg thun 2011...sekejap jerk masa berlalu InsyaAllah...walaupun aku kekadang terasa teramatla lama...pejam celik..pejam celik...sampailah masa aku berjumpa dengan suamiku yang tersayang...InsyaAllah...aku teramat merindukannya...aku berdoa semoga b dapat pulang bulan 4 nie...walaupun sekejap terubat jugak rindu aku nie...18/3/2011 naper erk kat kelendar sebelah tue aku pangkah merah tuh!!! kehkehkeh...maknanya cukuplah 2bulan b tidak bersama aku...dan usia perkahwinan kami sudah masuk 4 bulan...muahh...ayang sayang b dan sentiasa merindukan b...semoga kita cepat2 bertemu yerp...i love u b.. www.tips-fb.com

setitikkasihseikhlascintaku

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers